HASIL PERTANIAN YANG SEMAKIN MEMPRIHATINKAN

HASIL PERTANIAN YANG SEMAKIN MEMPRIHATINKAN

December 24, 2009
Hasil pertanian dunia saat ini sangat memprihatinkan. Kebutuhan akan pangan dunia dalam kondisi kritis, ini ditunjukkan dengan meningkatnya pertumbuhan manusia yang begitu pesat yang tidak diimbangi dengan peningkatan hasil pertanian. Cara yang paling banyak dilakukan dalam tiga dasawarsa terakhir yaitu dengan revolusi hijau tidak mampu memenuhi kebutuhan pangan dunia. Hasil pertanian yang kurang memuaskan dan akibat yang ditimbulkan begitu besar, yang terparah adalah rusaknya lingkungan dan kemunduran kualitas alam.

Dengan pengalaman kelam tersebut maka sebagian masyarakat meningkatkan hasil pertaniannya dengan cara bertani secara organik. Trend masyarakat dunia untuk kembali ke alam (back to nature) telah menyebabkan permintaan produk pertanian organik di seluruh dunia tumbuh pesat sekitar 20% per tahun. Sehingga diperkirakan pada tahun 2010 pangsa pasar dunia terhadap produk pertanian organik akan mencapai U$ 100 milyar (Ditjen BPPHP
Deptan, 2001).

HAsil pertanian organik dapat dilakukan dengan sistem manajemen produksi terpadu yang menghindari penggunaan pupuk buatan, pestisida dan hasil rekayasa genetik, menekan pencemaran udara, tanah, dan air. Dengan kata lain, sistem produksi pertanian yang holistik dan terpadu, dengan cara mengoptimalkan kesehatan dan produktivitas agroekosistem
secara alami, sehingga menghasilkan pangan dan serat yang cukup, berkualitas, dan berkelanjutan. Di sisi lain, pertanian organik meningkatkan kesehatan dan produktivitas di antara flora, fauna dan manusia. Penggunaan masukan di luar pertanian yang menyebabkan degradasi sumber daya alam tidak dapat dikategorikan sebagai pertanian organik. Sebailknya, sistem pertanian yang tidak menggunakan masukan dari luar, namun mengikuti aturan pertanian organik dapat masuk dalam kelompok pertanian organik, meskipun agro-ekosistemnya tidak mendapat sertifikasi organik.

Untuk menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara penghasil produk pangan organik yang
dapat mengisi pasar dunia, Departemen Pertanian telah mencanangkan program “Go Organic 2010”. Standar Nasional Indonesia tentang Sistem Pangan Organik telah tersusun dalam SNI 01-6729-2002 yang berisi panduan tentang cara-cara budidaya pangan organik (tanaman pangan dan ternak), pengemasan, pelabelan dan sertifikasinya.
MEROKOK, AWAS!!!

MEROKOK, AWAS!!!

December 10, 2009

PERINGATAN :
MEROKOK DAPAT MENYEBABKAN KANKER, SERANGAN JANTUNG, IMPOTENSI DAN GANGGUAN KEHAMILAN DAN JANIN



Sebuah fakta yang sangat mencengangkan saat kami mencoba menghitung kerugian yang ditimbulkan oleh kebiasaan merokok. Ternyata, kerugian merokok bukan hanya terkait masalah kesehatan, akan tetapi mencakup ekonomi, politik, agama dan seterusnya.
Ceritanya bermula saat mengisi program spiritual training “Life Management” di salah satu ibu kota propinsi di Sumatera yang diikuti sekitar 200 peserta beberapa waktu lalu. Setelah acara pembukaan selesai dan acara training dimulai, tiba-tiba kami dikagetkan dengan suasana ruang yang full AC itu berubah menjadi panas dan sumpek. Penyebabnya tak lain adalah asap rokok yang menyembur dari mulut para peserta. Kami coba perhatikan setiap wajah peserta. Ternyata tak kurang dari 70% peserta asyik merokok, tanpa merasa bersalah sedikitpun. Coba bayangkan berapa jumlah asap rokok yang diproduksi saat itu di dalam ruang tertutup full AC itu?
Setelah menyampaikan mukaddimah (pengantar) training yang akan memakan waktu dua hari dua malam tersebut, sejenak kami berhenti dan berfikir bagaimana cara menyetop mereka yang sedang menikmati nikotin yang sangat berbahaya itu. Bahayanya bukan hanya bagi kesehatan para pelakunya, akan tetapi, bagi para perokok pasif (yang tidak ikut merokok dan mencium asap rokok yang keluar dari rongga para perokok) akan lebih berbahaya lagi. Begitulah hasil penelitian para ahli kesehatan masa kini.
Awalnya kami merasa agak sulit menyetop mereka merokok, khususnya dalam ruang acara training, karena team training kami lupa mencantumpkan tidak boleh merokok dalam tatib acara selama training berlangsung.
Setelah merenung sejenak, timbul ide untuk mencari tips efektif untuk menyetop mereka merokok. Akhirnya terfikir untuk mengangkat dan memaparkan fakta negatif para perokok yang mungkin saja merke belum mengetahui dan menyadarinya. Kami teringat pada email seorang sahabat terkait dengan fakta negatif bagi para perokok. Fakta tersebut bukan terkait dengan masalah kesehatan, akan tetapi terkait dengan ekses negetaif ekonomi dan politik yang ditimbulkan oleh prilaku buruk merekok. Karena mereka mayoritasnya para pegiat politik, kami yakin mereka akan antusias mendengarkan apa yang akan kami sampaikan.
Sebelum menyampaikan fakta-fakta tersebut kami memulainya dengan ungkapan, “Para hadirin yang dimuliakn Allah. Sebelum kita mulai acara spiritual training ini, ada masalah politik besar yang terjadi dalam ruangan ini yang akan menghambat acara ini, dan kemunkinan besar bisa gagal.” Mendengar ungkapan itu, mereka terlihat mulai serius dan menujukan pandangannya pada kami. Lalu, kami lanjutkan, “Masalah tersebut adalah ROKOK”. Hadirinpun terdiam. Lalu kami lanjutkan lagi, “Kalau masalah ini tidak bisa kita selesaikan, kami ususlkan salah satu dari dua pilihan, kendati keduanya pahit; yaitu para peserta training yang ingin merokok silahkan di luar ruang ini. Atau, kalau para peserta tetap ingin merokok dalam ruang ini, kami akan keluar dari ruang ini, nanti setelah tidak ada lagi yang merokok baru kami masuk lagi ke ruang ini. Kalau ada yang merokok, kami akan keluar lagi, kendati yang merokok hanya satu orang.
Namun, sebelum pilhan itu kita ambil, berikan kami waktu sejenak untuk menyampaikan beberapa fakta berikut terkait dengan bapak-bapak yang yang suka merokok. Adapun fakta-fakta yang dimaksudkan ialah :
  1. Total penduduk dunia 6.5 Milyar.
  2. Total Muslim dunia 1.3 Milyar.
  3. Total perokok di dunia 1.15 Milyar.
  4. Total Muslim yang merokok tidak kurang dari : 400 juta orang dan 140 juta orang adalah kaum Muslimin di Indonesia.
  5. Produser rokok terbesar di dunia adalah Phillip Morris.
  6. Donasi Phillip Morris kepada Israel adalah 12% dari profit yang mereka raih.
  7. Kalau kaum Muslimin yang merokok menghabiskan satu bungkus/hari, berarti mereka membakar 400 juta bungkus rokok/hari.
  8. Kalau harga rokok rata-rata $ 1.00/bungkus, berarti konsumsi mereka untuk rokok $ 400 juta/hari
  9. Kalau 50% kaum Muslimin yang merokok membeli produk Philip Morris, berarti mereka menghisap 200 juta bungkus rokok produk Philip Morris/hari.
  10. Total dana kaum Muslim yang masuk ke Morris sekitar $200 juta/hari
  11. Rata-rata keuntungan rokok produk Philip Morris : 10% /bungkus
  12. Berarti profit Philip Morris dari belanja rokok kaum Muslimin $ 20 juta/hari
  13. Dengan demikian, kamu Muslim yang merokok menyumbang ke Israel $ 2.4 juta/hari dan $ 28.8 juta/tahun atau $ 288 juta/10 tahun
Ini fakta terkait dengan sumbangan para hadirin dan kaum Muslilimin lain di dunia kepada negera Yahudi. Bayangkan, mereka membakar uang sebanyak $ 400 juta/hari, sambil merusak diri sendiri (kesehatan sendiri) serta menyumbang pula ke Israel. Padahal menurut para Mujahidin Palestina, untuk memerdekakan Palestina dan Masjid Aqsha dari penjajahan bangsa yahudi diperlukan dana $ 500 juta/tahun. Sedangkan Anda habiskan untuk belanja rokok saja $ 400 juta/hari, atau sekitar $ 4.8 Milyar / tahun? Apakah ini perbuatan yang bisa diterima akal sehat? Apakah perbuatan ini tidak akan memancing murka Allah?
Dana yang Anda habiskan untuk merokok akan lebih baik digunakan kepada hal-hal yang bermanfaat lainnya; di antaranya tabungan untuk menunaikan ibadah haji misalnya. Jika Anda menabung setiap hari senilai satu bungkus rokok, atau sekitar Rp 10,000 maka uang Anda akan terkumpul sebanyak Rp 300.000/bulan, atau sekitar Rp 3.6 juta pertahun. Dalam sepuluh tahun Anda akan mampu menunaikan ibadah Haji yang biayanya tahun ini hanya sekitar Rp 30 juta.
Kalau Anda merokok selam 30 tahun, berarti Anda mampu berangkat haji dan dengan dua orang anggota keluarga yang lain. Lalu Anda katakan, saya belum bisa menunaikan ibadah haji karena Allah belum memberi Anda rezki yang cukup. Faktanya adalah, Anda dengan sengaja membakar setiap hari sebagian rezki yang Allah berikan itu dan digunakan untuk merusak diri sendiri, orang-orang lain di sekitar Anda. Dan lebih miris lagi, secara tidak sadar Anda menyumbang kepada Israel yang sedang mencaplok tempat suci Anda sendiri dan setiap hari membunuh saudar-saudara Anda di Palestina? Believe it or Not? Anda percaya atau tidak? Mereka serempak menjawab, “Percaya!”
Setelah mendengarkan fakta-fakat tersebut, Alhamdulillah, para peserta sepakat untuk tidak merokok di dalam ruang training dan bahkan sebagian besarnya berjanji untuk meninggalkan rokok secara bertahap. Akhirnya training dapat berjalan dengan baik tanpa gangguan asap rokok para peserta sampai training selesai.
Pada acara penutupan training, tiba-tiba kami dikagetkan dengan lima orang peserta sebagai utusan para peserta training yang maju kedepan untuk menyampaikan pesan dan kesan selama mengikitu acara training. Yang menarik adalah, mereka bukan menyampaikan kritik, saran atau kesan. Melainkan membacakan sumpah dan komitmen untuk berhenti merokok selama-lamanya. Inilah hasil spiritual training yang nyata, kata mereka. Mereka mengaku, selama ini merokok karena belum mengetahui begitu besar mudarat yang ditimbulkan kebiasaan merokok, sambil mengatakan, “Sekarang saatnya kita bangun spiritual kita bebas dari rokok dan berhenti merokok adalah pintu masuk dunia spiritual yang lebih dalam dan lebih kongkrit”, ungkap mereka. Lalu, mereka meneriakkan takbir, “Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar”. Kamipun berucap dalam hati sambil terharu; Selamat berhenti merokok bapak-bapak. Semoga senantiasa mendapt ridha-Nya. Amin.


Dari tabloid ERAMUSLIM
HRW LAPORKAN KORUPSI KEHUTANAN RP2 TRILIUN

HRW LAPORKAN KORUPSI KEHUTANAN RP2 TRILIUN

December 03, 2009
Jakarta, 3/12 (ANTARA) - Lembaga swadaya masyarakat asal Amerika
Serikat, Human Right Watch (HRW) melaporkan tindak pidana
korupsi pada sektor kehutanan sebesar Rp2 triliun per tahun di
Indonesia kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

"Perilaku korupsi yang terjadi pada sektor kehutanan di Indonesia
telah merugikan pemerintah sebesar 2 miliar dolar Amerika setiap
tahunnya," kata Wakil Direktur HRW, Joseph Saunders saat
mendatangi kantor KPK di Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis.



Saunders mengatakan tindakan yang merugikan keuangan pemerintah
tersebut membuat Indonesia tidak mampu memenuhi kewajibannya
dalam memberikan hak ekonomi dan sosial kepada rakyat.

Indonesia menurut Saunders tidak bisa diandalkan sebagai mitra
perdagangan karbon karena pengawasan yang kurang dan adanya
pertentangan kepentingan, padahal perdagangan karbon merupakan
topik penting pada Konferensi Perubahan Cuaca Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB), 7 Desember 2009 di Kopenhagen, Denmark.

Saunders membuat laporan setebal 75 halaman yang berjudul "Dana
Liar : Konsekuensi Pembalakan Liar dan Korupsi di Sektor
Kehutanan Indonesia pada Hak Asasi Manusia.

Pada laporan itu, HRW menemukan lebih dari 50 persen hasil kayu
tebangan di Indonesia, merupakan pembalakan liar dan tidak
dikenakan pajak sejak tahun 2003 hingga 2006.

Saunders mengungkapkan pemerintah mengalami kerugian akibat
adanya subsidi "siluman" termasuk penetapan harga kayu dan
pemerintah sengaja menentukan nilai tukar mata uang agar lebih
rendah dari harga riil, serta pihak eksportir yang menghindari
pembayaran pajak.

"Eksportir menghindari pajak dengan menggunakan taktik 'harga
transfer' yang semakin membesar kerugian," ungkap Saunders.

Saunders menuturkan tindak pidana korupsi pada sektor kehutanan
itu berdampak terhadap masyarakat yang berada di daerah terpencil
tidak dapat merasakan pelayanan kesehatan, pendidikan dan
kesejahteraan rakyat lainnya.

Padahal menurut HRW Indonesia termasuk salah satu negara yang
memiliki wilayah hutan terbesar di dunia, namun sebagai negara
dengan tingkat penggundulan hutan yang paling tinggi.

Indonesia juga memiliki keuntungan sekitar 6,6 milar dolar
Amerika dari hasil ekspor perkayuan atau menduduki posisi kedua
setelah Brazil atau lebih besar dari keuntungan ekspor di negara
gabungan benua Afrika dan Amerika Tengah.

wassalam

andi - ANTARA
Let's visit the most credible news portal
www.antaranews. com. One click away, Indonesia!
Inikah Neolib?

Inikah Neolib?

December 01, 2009
Ini ada artikel yang dimuat di harian Kontan. Cukup menarik untuk dikaji.

Jangan Ekspor Gas Senoro
Pemerintahan berganti, kebijakan pun bertukar. Setelah kabinet baru dilantik bulan lalu, mulai terasa adanya perubahan kebijakan. Dalam hal kemandirian energi, kelihatannya pemerintahan baru ini tak terlalu hirau. Ini bisa dilihat dari kebijakan mengenai peruntukan gas Senoro.

Seperti diketahui, pada era pemerintahan sebelumnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla dengan tegas menyatakan bahwa seluruh alokasi gas Senoro adalah untuk domestik. Alasannya, kebutuhan energi nasional, khususnya gas, begitu tinggi.

PLN misalnya, jauh-jauh hari sudah mengeluh kekurangan pasokan gas untuk sejumlah pembangkit listriknya. Produsen pupuk juga sangat terpengaruh oleh pasokan gas. Maka tak mengherankan, jika gas langka, maka produksi pupuk pun tersendat. Kalaupun ada, harganya pasti mahal.

Kebijakan Wapres yang diputuskan dalam sidang kabinet ini, menyurutkan langkah Konsorsium Donggi Senoro (sebagai pemenang tender pembangunan kilang LNG Senoro) untuk mengekspor gas Senoro ke Jepang.

Setelah JK tak lagi menjabat, kebijakannya ikut luntur. Konsorsium --yang terdiri dari Mitsubishi (51% saham), Pertamina (20% saham) dan Medco (29% saham)-- seperti mendapat angin segar. Mereka merasa tak ada lagi penghalang, untuk mengekspor gas Senoro. Menteri ESDM yang baru, Darwin Zahedy Saleh mengatakan, produksi gas Senoro bisa saja diekspor, jika keekonomian untuk domestik tidak memungkinkan.

Pihak konsorsium merasa, gas Senoro tak ekonomis jika dijual untuk domestik. Pembeli lokal, hanya berani membayar 4 dolar AS / mmbtu. Dan memang, segitulah harga gas yang biasa dibeli oleh PLN. Sedangkan jika dijual ke Jepang, pembeli berani dengan harga 6,2 dolar AS / mmbtu.

Secara bisnis, Konsorsium memang akan menangguk untung besar, jika menjual gas ke Jepang. Tapi kalau itu yang dipilih, maka pasokan gas dalam negeri akan kembang kempis.

Pertanyaannya, kenapa pemerintahan baru ini cenderung memilih yang kedua, yakni keuntungan besar bagi Konsorsium (yang mayoritas sahamnya dimiliki Mitsubishi), ketimbang memenuhi kebutuhan gas bagi industri di dalam negeri?
Dibalik Itu Semua..

Dibalik Itu Semua..

December 01, 2009
Tulisan dibawah sempat populer di kompasiana.com karena jika dilihat
dari judul dan isinya, apabila benar maka sangat hebat permainan
sandiwara para petinggi negara kita ini. Berdoa saja semoga semuanya
terselesaikan dengan baik.

sumber :
http://politik. kompasiana. com/2009/ 11/15/fakta- di-balik- kriminalisasi- kp\
k-dan-keterlibatan- sby/



Apa yang terjadi selama ini sebetulnya bukanlah kasus yang sebenarnya,
tetapi hanya sebuah ujung dari konspirasi besar yang memang bertujuan
mengkriminalisasi institusi KPK. Dengan cara terlebih dahulu
mengkriminalisasi pimpinan, kemudian menggantinya sesuai dengan
orang-orang yang sudah dipilih oleh "sang sutradara", akibatnya,
meskipun nanti lembaga ini masih ada namun tetap akan dimandulkan.

Agar Anda semua bisa melihat persoalan ini lebih jernih, mari kita
telusuri mulai dari kasus Antasari Azhar. Sebagai pimpinan KPK yang
baru, menggantikan Taufiqurahman Ruqi, gerakan Antasari memang luar
biasa. Dia main tabrak kanan dan kiri, siapa pun dibabat, termasuk besan
Presiden SBY.

Antasari yang disebut-sebut sebagai orangnya Megawati (PDIP), ini tidak
pandang bulu karena siapapun yang terkait korupsi langsung disikat.
Bahkan, beberapa konglomerat hitam — yang kasusnya masih menggantung
pada era sebelum era Antasari, sudah masuk dalam agenda pemeriksaaanya.

Tindakan Antasari yang hajar kanan-kiri, dinilai Jaksa Agung Hendarman
sebagai bentuk balasan dari sikap Kejaksaan Agung yang tebang pilih,
dimana waktu Hendraman jadi Jampindsus, dialah yang paling rajin
menangkapi Kepala Daerah dari Fraksi PDIP. Bahkan atas sukses
menjebloskan Kepala Daerah dari PDIP, dan orang-orang yang dianggap
orangnya Megawati, seperti ECW Neloe, maka Hendarman pun dihadiahi
jabatan sebagai Jaksa Agung.

Setelah menjadi Jaksa Agung, Hendarman makin resah, karena waktu itu
banyak pihak termasuk DPR menghendaki agar kasus BLBI yang melibatkan
banyak konglomerat hitam dan kasusnya masih terkatung –katung di
Kejaksaan dan Kepolisian untuk dilimpahkan atau diambilalih KPK. Tentu
saja hal ini sangat tidak diterima kalangan kejaksaan, dan Bareskrim,
karena selama ini para pengusaha ini adalah tambang duit dari para
aparat Kejaksaan dan Kepolisian, khususnya Bareskrim. Sekedar diketahui
Bareskrim adalah supplier keungan untuk Kapolri dan jajaran perwira
polisi lainnya.

Sikap Antasari yang berani menahan besan SBY, sebetulnya membuat SBY
sangat marah kala itu. Hanya, waktu itu ia harus menahan diri, karena
dia harus menjaga citra, apalagi moment penahanan besannya mendekati
Pemilu, dimana dia akan mencalonkan lagi. SBY juga dinasehati oleh
orang-orang dekatnya agar moment itu nantinya dapat dipakai untuk bahan
kampanye, bahwa seorang SBY tidak pandang bulu dalam memberantas
korupsi. SBY terus mendendam apalagi, setiap ketemu menantunya Anisa
Pohan , suka menangis sambil menanyakan nasib ayahnya.

Dendam SBY yang membara inilah yang dimanfaatkan oleh Kapolri dan Jaksa
Agung untuk mendekati SBY, dan menyusun rencana untuk
"melenyapkan" Antasari. Tak hanya itu, Jaksa Agung dan Kapolri
juga membawa konglomerat hitam pengemplang BLBI [seperti Syamsul
Nursalim, Agus Anwar, Liem Sioe Liong, dan lain-lainnya) , dan
konglomerat yang tersandung kasus lainnya seperti James Riyadi (kasus
penyuapan yang melibatkan salah satu putra mahkota Lippo, Billy Sindoro
terhadap oknun KPPU dalam masalah Lipo-enet/Astro, dimana waktu itu
Billy langsung ditangkap KPK dan ditahan), Harry Tanoe (kasus NCD Bodong
dan Sisminbakum yang selama masih mengantung di KPK), Tommy Winata
(kasus perusahaan ikan di Kendari, Tommy baru sekali diperiksa KPK),
Sukanto Tanoto (penggelapan pajak Asian Agri), dan beberapa konglomerat
lainnya].

Para konglomerat hitam itu berjanji akan membiayai pemilu SBY, namun
mereka minta agar kasus BLBI , dan kasus-kasus lainnya tidak ditangani
KPK. Jalur pintas yang mereka tempuh untuk "menghabisi Antasari
" adalah lewat media. Waktu itu sekitar bulan Februari- Maret 2008
semua wartawan Kepolisian dan juga Kejaksaan (sebagian besar adalah
wartawan brodex – wartawan yang juga doyan suap) diajak rapat di
Hotel Bellagio Kuningan. Ada dana yang sangat besar untuk membayar
media, di mana tugas media mencari sekecil apapun kesalahan Antasari.
Intinya media harus mengkriminalisasi Antasari, sehingga ada alasan
menggusur Antasari.

Nyatanya, tidak semua wartawan itu "hitam", namun ada juga
wartawan yang masih putih, sehingga gerakan mengkriminalisaai Antasari
lewat media tidak berhasil.

Antasari sendiri bukan tidak tahu gerakan-gerakan yang dilakukan Kapolri
dan Jaksa Agung yang di back up SBY untuk menjatuhkannya. Antasari
bukannya malah nurut atau takut, justeru malah menjadi-hadi dan terkesan
melawan SBY. Misalnya Antasari yang mengetahui Bank Century telah
dijadikan "alat" untuk mengeluarkan duit negara untuk membiayai
kampanye SBY, justru berkoar akan membongkar skandal bank itu. Antasari
sangat tahu siapa saja operator –operator Century, dimana Sri
Mulyani dan Budiono bertugas mengucurkan duit dari kas negara, kemudian
Hartati Mudaya, dan Budi Sampurna, (adik Putra Sanpurna) bertindak
sebagai nasabah besar yang seolah-olah menyimpan dana di Century,
sehingga dapat ganti rugi, dan uang inilah yang digunakan untuk biaya
kampanye SBY.

Tentu saja, dana tersebut dijalankan oleh Hartati Murdaya, dalam
kapasitasnya sebagai Bendahara Paratai Demokrat, dan diawasi oleh Eddy
Baskoro plus Djoko Sujanto (Menkolhukam) yang waktu itu jadi Bendahara
Tim Sukses SBY. Modus penggerogotan duit Negara ini biar rapi maka harus
melibatkan orang bank (agar terkesan Bank Century diselamatkan
pemerintah), maka ditugaskan lah Agus Martowardoyo (Dirut Bank Mandiri),
yang kabarnya akan dijadikan Gubernur BI ini. Agus Marto lalu menyuruh
Sumaryono (pejabat Bank Mandiri yang terkenal lici dan korup) untuk
memimpin Bank Century saat pemerintah mulai mengalirkan duit 6,7 T ke
Bank Century.

Antasari bukan hanya akan membongkar Century, tetapi dia juga mengancam
akan membongkar proyek IT di KPU, dimana dalam tendernya dimenangkan
oleh perusahaannya Hartati Murdaya (Bendahara Demokrat). Antasari sudah
menjadi bola liar, ia membahayakan bukan hanya SBY tetapi juga
Kepolisian, Kejaksaan, dan para konglomerat , serta para innercycle SBY.
Akhirnya Kapolri dan Kejaksaan Agung membungkam Antasari. Melalui para
intel akhirnya diketahui orang-orang dekat Antasari untuk menggunakan
menjerat Antasari.

Orang pertama yang digunakan adalah Nasrudin Zulkarnaen. Nasrudin memang
cukup dekat Antasari sejak Antasari menjadi Kajari, dan Nasrudin masih
menjadi pegawai. Maklum Nasrudin ini memang dikenal sebagai Markus
(Makelar Kasus). Dan ketika Antasari menjadi Ketua KPK, Nasrudin
melaporkan kalau ada korupsi di tubuh PT Rajawali Nusantara Indonesia
(induk Rajawali Putra Banjaran). Antasari minta data-data tersebut,
Nasrudin menyanggupi, tetapi dengan catatan Antasari harus menjerat
seluruh jajaran direksi PT Rajawali, dan merekomendasarkan ke Menteri
BUMN agar ia yang dipilih menjadi dirut PT RNI, begitu jajaran direksi
PT RNI ditangkap KPK.

Antasari tadinya menyanggupi transaksi ini, namun data yang diberikan
Nasrudin ternyata tidak cukup bukti untuk menyeret direksi RNI, sehingga
Antasari belum bisa memenuhi permintaan Nasrudin. Seorang intel polsi
yang mencium kekecewaan Nasrudin, akhirnya mengajak Nasrudin untuk
bergabung untuk melindas Antasari. Dengan iming-iming, jasanya akan
dilaporkan ke Presiden SBY dan akan diberi uang yang banyak, maka
skenario pun disusun, dimana Nasrudin disuruh mengumpan Rani Yulianti
untuk menjebak Antasari.

Rupanya dalam rapat antara Kapolri dan Kejaksaan, yang diikuti
Kabareskrim. melihat kalau skenario menurunkan Antasari hanya dengan
umpan perempuan, maka alasan untuk mengganti Antasari sangat lemah. Oleh
karena itu tercetuslah ide untuk melenyapkan Nasrudin, dimana dibuat
skenario seolah yang melakukan Antasari. Agar lebih sempurna, maka
dilibatkanlah pengusaha Sigit Hario Wibisono. Mengapa polisi dan
kejaksaan memilih Sigit, karena seperti Nasrudin, Sigit adalah kawan
Antasari, yang kebetulan juga akan dibidik oleh Antasari dalam kasus
penggelapan dana di Departemen Sosial sebasar Rp 400 miliar.

Sigit yang pernah menjadi staf ahli di Depsos ini ternyata menggelapakan
dana bantuan tsunami sebesar Rp 400 miliar. Sebagai teman, Antasari,
mengingatkan agar Sigit lebih baik mengaku, sehingga tidak harus
"dipaksa KPK". Nah Sigit yang juga punya hubungan dekat dengan
Polisi dan Kejaksaan, mengaku merasa ditekan Antasari. Di situlah
kemudian Polisi dan Kejaksaan melibatkan Sigit dengan meminta untuk
memancing Antasari ke rumahnya, dan diajak ngobrol seputar
tekana-tekanan yang dilakukan oleh Nasrudin. Terutama, yang berkait
dengan "terjebaknya: Antasari di sebuah hotel dengan istri ketiga
Nasrudin.

Nasrudin yang sudah berbunga-bunga, tidak pernah menyangka, bahwa
akhirnya dirinyalah yang dijadikan korban, untuk melengserkan Antasari
selama-laamnya dari KPK. Dan akhirnya disusun skenario yang sekarang
seperti diajukan polisi dalam BAP-nya. Kalau mau jujur, eksekutor
Nasrudin buknalah tiga orang yangs sekarang ditahan polisi, tetapi
seorang polisi (Brimob ) yang terlatih.

Bibit dan Chandra. Lalu bagaimana dengan Bibit dan Chandra? Kepolisian
dan Kejaksaan berpikir dengan dibuinya Antasari, maka KPK akan melemah.
Dalam kenyataannya, tidak demikian. Bibit dan Chandra , termasuk yang
rajin meneruskan pekerjaan Antasari. Seminggu sebelum Antasari
ditangkap, Antasari pesan wanti-wanti agar apabila terjadi apa-apa pada
dirinya, maka penelusuran Bank Century dan IT KPU harus diteruskan.

Itulah sebabnya KPK terus akan menyelidiki Bank Century, dengan terus
melakukan penyadapan-penyadap an. Nah saat melakukan berbagai penyadapan,
nyangkutlah Susno yang lagi terima duit dari Budi Sammpoerna sebesar Rp
10 miliar, saat Budi mencairkan tahap pertama sebasar US $ 18 juta atau
180 miliar dari Bank Century. Sebetulnya ini bukan berkait dengan peran
Susno yang telah membuat surat ke Bank Century (itu dibuat seperti itu
biar seolah–olah duit komisi), duit itu merupakan pembagian dari
hasil jarahan Bank Century untuk para perwira Polri. Hal ini bisa
dipahami, soalnya polisi kan tahu modus operansi pembobolan duit negara
melalui Century oleh inner cycle SBY.

Bibit dan Chandra adalah dua pimpinan KPK yang intens akan membuka
skandal bank Bank Century. Nah, karena dua orang ini membahayakan, Susno
pun ditugasi untuk mencari-cari kesalahan Bibit dan Chandra. Melalui
seorang Markus (Eddy Sumarsono) diketahui, bahwa Bibit dan Chandra
mengeluarkan surat cekal untuk Anggoro. Maka dari situlah kemudian
dibuat Bibit dan Chandra melakukan penyalahgunaan wewenang.

Nah, saat masih dituduh menyalahgunakan wewenang, rupanya Bibit dan
Chandra bersama para pengacara terus melawan, karena alibi itu sangat
lemah, maka disusunlah skenario terjadinya pemerasan. Di sinilah
Antasari dibujuk dengan iming-iming, ia akan dibebaskan dengan bertahap
(dihukum tapi tidak berat), namun dia harus membuat testimony, bahwa
Bibit dan Chandra melakukan pemerasan.

Berbagai cara dilakukan, Anggoro yang memang dibidik KPK, dijanjikan
akan diselsaikan masalahnya Kepolisian dan Jaksa, maka disusunlah
berbagai skenario yang melibatkanAnggodo, karena Angodo juga selama ini
sudah biasa menjadi Markus. Persoalan menjadi runyam, ketika media mulai
mengeluarkan sedikir rekaman yang ada kalimat R1-nya. Saat dimuat media,
SBY konon sangat gusar, juga orang-orang dekatnya, apalagi Bibit dan
Chandra sangat tahu kasus Bank Century. Kapolri dan Jaksa Agung konon
ditegur habis Presiden SBY agar persoalan tidak meluas, maka ditahanlah
Bibit dan Chandra ditahan. Tanpa diduga, rupanya penahaan Bibit dan
Chandra mendapat reaksi yang luar biasa dari publik maka Presiden pun
sempat keder dan menugaskan Denny Indrayana untuk menghubungi para pakar
hokum untuk membentuk Tim Pencari Fakta (TPF).

Demikian, sebetulnya bahwa ujung persoalan adalah SBY, Jaksa Agung,
Kapolri, Joko Suyanto, dan para kongloemrat hitam, serta innercycle SBY
(pengumpul duit untk pemilu legislative dan presiden). RASANYA ENDING
PERSOALAN INI AKAN PANJANG, KARENA SBY PASTI TIDAK AKAN BERANI BERSIKAP.
Satu catatan, Anggoro dan Anggodo, termasuk penyumbang Pemilu yang
paling besar.

Jadi mana mungkin Polisi atau Jaksa, bahkan Presiden SBY sekalipun
berani menagkap Anggodo!

Oleh : Rina Dewreight