Peluang Usaha

February 28, 2013


PENGANTAR

Saat ini, masyarakat Indonesia sebagai bagian dari penduduk dunia, turut serta bergerak dalam modernitas. Terjadi peningkatan peran publik yang signifikan di kalangan kaum wanita. Sudah jamak kita lihat, pasangan suami-istri yang keduanya bekerja di luar rumah sehingga keluarga-keluarga modern mempunyai kesibukan yang padat.

Fenomena ini juga diikuti dengan meningkatnya masyarakat kelas menengah di Indonesia yang mempunyai daya beli tinggi. Di sisi lain, keluarga-keluarga sibuk ini dituntut bergerak cepat dalam banyak hal, termasuk soal menghidangkan makanan untuk keluarga. Para Ibu banyak yang hanya memiliki sedikit waktu untuk memasak makanan mereka. Jika begitu, makanan cepat saji menjadi pilihan menarik dan sesuai dengan situasi mereka yang super sibuk.


Produk kami dapat menjawab kebutuhan masyarakat modern tersebut. Dengan rasa yang enak dan mudah diterima lidah masyarakat, serta harganya yang cukup bersaing, frozen seafood ini menjadi sulit untuk ditolak. Terlebih dengan kesadaran yang makin meningkat tentang makanan sehat yang bebas pengawet, pewarna dan bahan tambahan lain yang membahayakan kesehatan. Produk kami memiliki keunggulan tersebut. Varian produk yang banyak juga dapat menyediakan pilihan yang menarik dan beragam bagi konsumen.

Produk seafood juga memiliki keunggulan penting dalam hal kesehatan. Suhu tubuh hewan laut/air lebih dingin daripada suhu tubuh manusia. Sedangkan suhu tubuh hewan ternak dan unggas, lebih hangat daripada tubuh manusia. Lemak dan minyak akan mengeras/membeku jika berpindah dari suhu tinggi ke suhu rendah. Maka dari itu, lemak hewan laut tidak mengeras jika masuk ke dalam tubuh manusia, melainkan justru makin encer. Sementara itu, lemak hewan ternak dan unggas akan mengeras jika masuk dalam tubuh manusia dan banyak mengakibatkan penyumbatan pada pembuluh darah. Sehingga bisa dikatakan, sebagai sumber protein hewani, seafoodlebih sehat daripada daging ternak dan unggas.

Di bawah binaan Departemen Kelautan dan Perikanan RI, produk ini juga telah mendapat sertifikat halal dari MUI dengan nomor: 07190007680909 dan  Ijin Edar dari Departemen Kesehatan RI SP: 574/13.9/08.

Dengan begitu, peluang ini sangat pantas untuk dicoba.

Keriting Cabe Keriting

February 15, 2013


Apa hubungan cabe keriting, aku dan musim hujan? Jangan tanya pada rumput yang bergoyang karena ia tak bisa menggoyang harga cabe keriting. Jangan bertanya pada angin, karena angin hanya tau soal mengawinkan putik dan benang sari cabe keriting. Cobalah bertanya pada istriku. Naah, kalau kau bertanya padanya, mungkin ia bisa menjawab cinta sang suami pada si cabe keriting di musim hujan, hehe.

Yang jelas musim hujan kali ini aku kembali menanam cabe keriting. Bukan hanya kembali menanam, tapi juga bertemu dengan kendala penanaman dan pemeliharaannya. Mari hitung satu demi satu kendalanya. Satu, curah hujan yang sangat tinggi. Dua, tenaga kerja yang sangat susah diperoleh. Sulitnya tenaga kerja musim ini karena berbarengan dengan musim tanam padi dimana-mana. Tiga, aku harus turun tangan sendiri menyiapkan segalanya, termasuk membuat guludan demi guludan. Belum lagi mendengar omongan orang kampung yang pesimis bahwa menanam cabe di musim hujan tidak akan berhasil.
Tapi aku sudah terlanjur cinta kepada cabe, apalagi cabe keriting. Cinta yang ini bukan cinta buta, tetapi cinta yang logis. Hehe, mana ada cinta yang logis yah? Tapi sudahlah, ini soal aku dan cabe keriting dan musim hujan kali ini. Yang jelas aku suka menanam cabe keriting. Karena cabe keriting mempunyai prospek yang sangat baik, dari dulu hingga sekarang (Tanyakan pada tengkulak cabe keriting kalau tak percaya omonganku J). Dengan standar penanaman yang baik, dibarengi pengendalian hama terpadu yang efektif dan efisien, aku yakin akan memperoleh panen yang maksimal. Kalau masalah harga, aku serahkan kepada mekanisme pasar saja. Bukan soal mau mengikuti deux ex machina a la penganut kapitalisme, tapi memang dari sononya harus demikian kan? Tapi yakinlah, harga cabe keriting ini rata-rata bagus dan menjanjikan, asalkan pintu impor dikurangi atau malah ditutup sekalian.
Mong-ngomong soal penyakit cabe keriting, yang menurutku sangat sulit untuk diatasi adalah penyakit keriting. Penyakit keriting sering menjadi momok yang menakutkan bagi seluruh petani cabe di Indonesia karena menjadi salah satu penyebab turunnya hasil panen. Bahkan pada tingkat serangan yang serius penyakit ini bisa menyebabkan gagal panen. Penyakit semacam ini bisa dibilang cukup umum dan banyak sekali terjadi di areal tanaman cabe.
Penyebabnya adalah CMV (Cucumber Mosaic Virus). Vektornya berupa Aphid dan Thrips. Aphid memiliki mulut berupa alat tusuk dan hisap. Pada saat ia berada di permukaan daun, Aphid akan menghisap zat-zat dari daun, sehingga otomatis dia akan bisa menularkan penyakit (virus) dan memperbanyak diri dalam tanaman tersebut. Sedangkan Thrips bekerja dengan menusuk klorofil (zat hijau daun) yang sangat diperlukan dalam proses pembuatan zat makanan bagi tumbuhan. Akibatnya, daun menjadi pucat dan tidak dapat memasok kebutuhan organ lain.
Gejala awal serangan ditandai dengan adanya warna mosaik kuning atau hijau muda mencolok pada daun. Kelanjutanya pucuk menumpuk  keriting diikuti dengan bentuk helaian daun menyempit atau cekung, buah kecil, bengkok dan ringan. Secara keseluruhan tanaman tumbuh tidak normal, menjadi lebih kerdil dibandingkan dengan tanaman sehat. Kalau sudah begini, peganglah kepalamu, atau bersiap-siap disemprot istri karena penghasilan bulanan berkurang drastis karena usaha merugi.
Mengambil pengalaman musim kemarin, tanaman cabe yang mengalami keriting aku cabuti dan aku ganti dengan tanaman sulaman yang sehat. Sebulan kemudian muncul lagi penyakit keriting ini. Padahal penyemprotan minimal seminggu dua kali berturut-turut kombinasi insektisida organik dan non-organik.
Insektisida organik yang aku gunakan adalah campuran daun mimba dan daun sirsak. Semua bahan itu aku jus dan aku diamkan semalam, paginya aku saring dan semprotkan ke tanaman cabe. Hari berikutnya aku gunakan insektisida dari pabrikan yang harganya mahal menurutku. Hehehe…