Asa Menjanjikan Penyadap Getah Pinus

Asa Menjanjikan Penyadap Getah Pinus

January 30, 2016
Bagi penyadap getah pinus, rutinitas keluar masuk hutan sudah menjadi hal yang biasa. Aroma pohon pinus, getah pinus, embun pagi sudah menjadi bagian dari nafas mereka. Seperti kehidupan masyarakat penyadap getah pinus di Toraja, Gowa, Sulawesi Selatan dan sekitarnya. Sebagai sumber penghidupan, semakin banyak getah pinus yang disadap berarti ada jaminan kesejahteraan pada diri mereka. Dengan teknik penyadapan yang sudah mereka kuasai, setiap ada penambahan hutan kelolaan akan disambut dengan suka cita. Ini berarti garapan akan selalu ada dan kelangsungan pekerjaan mereka terus-menerus ada.


Teknik koakan
Teknik penyadapan yang sudah akrab mereka lakoni yaitu teknik koakan (melukai batang pohon sampai ke bagian kayu). Setiap pohon pinus yang sudah layak siap diambil getahnya, dibuat koakan berbetuk U terbalik. Koakan dibuat oleh penyadap dengan jarak sekitar 30 cm dari permukaan tanah. Kedalaman koakan sekitar 1-2 cm dengan lebar 5 cm. Koakan yang dibuat harus mencapai bagian kayu. Pada tiap pohon bisa dibuat lebih dari 1 buah koakan, tergantung diameter pohonnya. Bagian yang sudah dikoak, akan mengeluarkan cairan kental yang berwarna keputih-putihan. Cairan ini akan mengalir melalui talang dan tertampung pada suatu wadah.
Rutinitas masyarakat penyadap getah pinus
Setiap hari, seorang penyadap getah pinus mampu mengurusi pohon pinus sebanyak 1.000 batang atau hutan pinus seluas 1,5 ha. Tergantung pada kondisi areal kerja hutan yang digarap, bila kondisi topografi hanya sedikit yang curam, produktivitas penyadapan bisa ditingkatkan. Budaya masyarakat hutan biasanya memiliki jam kerja yang disesuaikan dengan ritme kehidupan mereka. Penerapan jam kerja layaknya di suatu perusahaan-perusahaan jelas tidak cocok untuk para penyadap ini. Mereka tergolong pekerja yang punya keahlian atau ketrampilan khusus sehingga untuk megetahui berapa jumlah tenaga yang dibutuhkan untuk mengelola hutan pinus berdasarkan luasan hutan dan jumlah pohon yang siap produksi.
Setiap hari, dalam satu kelompok tani kerja, mereka membawa peralatan kerja seperti cangkul koakan, talang, sprayer, ember, drum, batu asah, sendok colek, sarung tangan, sepatu boot, dan drum plastik. Peralatan lengkap ini dibutuhkan untuk membawa hasil dari menyadap getah pinus. Kendala yang terkadang membuat mereka urung bekerja yaitu hujan di pagi hari. Biasanya, keesokan harinya baru mereka mengambil hasil sadapan mereka. Dalam teknik penyadapan, mereka juga mengenal teknik-teknik penyadapan lainnya seperti goresan, bentuk V, dan bor. Namun, dalam prakteknya di lapangan, sistem koakan yang paling banyak dipakai karena dinilai lebih pas saja.
Setiap dua hari sekali, dilakukan perangsangan pada tiap luka bekas sadapan. Tujuannya, untuk mencairkan kembali getah pinus dengan semprotan cairan bahan kimia tertentu. Ada penyadap yang memakai bahan kimia cairan asam sulfat, asam oksalat, CuSO4, dan bolus alba. Dengan prosedur dan teknik penyadapan yang benar, bisa dihasilkan getah berkualitas. Dalam hal soal kualitas getah, dibedakan menjadi dua, yaitu mutu A dan mutu B. Kualitas mutu A ditandai dengan warnanya yang putih bening, tak dijumpai adanya campuran benda-benda asing, kadar air kurang dari 3%. Sedangkan kualitas mutu B, ditandai dengan warnanya yang keruh kecoklatan, terdapat benda-benda asing, kadar air lebih dari 3%.
Kendala yang dihadapi
Seringkali penyadap getah pinus menjumpai produktivitas getah pinus yang menurun. Hal ini bisa disebabkan oleh faktor internal pohon, faktor eksternal, dan teknik perlakuan penyadapan. Faktor yang sering menjadi sumber penyebab penurunnya produktivitas yaitu kesehatan pohon yang menurun akibat perlakuan sadapan yang terkadang berlebihan. Misalnya saja, jumlah koakan dalam satu pohon yang terlalu banyak sehingga pertumbuhan pohon tersendat. Pertumbuhan yang terhambat ini akan membuat rapuh batang pohon. Bila tak kuat, selain tak berproduksi getah, ia akan mudah patah diterjang angin.
Kendala lainnya yang sering dijumpai yaitu tingkat kesuburan tanah yang rendah. Walau pohon pinus bisa tumbuh di daerah apa saja, tapi untuk produktivitas yang bagus memerlukan tingkat kesuburan yang baik. Butuh unsur-unsur hara dalam jumlah cukup dan bahan organik yang cukup pula. Pohon pinus akan berproduktivitas optimal bila tempat tumbuhnya juga memenuhi persyaratan, seperti curah hujan rata-rata kurang dari 2000 mm/th, suhu di kisaran 22-280 C, ketinggian tempat antara 400-700 m dpl. Pohon pinus sudah mulai disadap pada umur 10 tahun. Produktivitas mulai menurun sesuai dengan tingkat perlakuan yang diterimanya.
Asa masyarakat penyadap getah pinus tentu adanya jaminan kesejahteraan pada kehidupan mereka. Rutinitas pekerjaan mereka tiap hari di dalam hutan pinus bisa menopang kehidupannya sekaligus sebagai bagian dari ritme budaya masyarakat. Adanya ikatan ini akan berdampak positif secara keseluruhan. Entah terhadap masyarakat, perusahaan, pemerintah, dan ekosistem hutan itu sendiri. Berprofesi sebagai penyadap getah pinus tak kalah hebatnya dengan profesi-profesi lainnya. Bahkan bisa saja malah menjanjikan kesejahteraan yang lebih.


Makassar Kota Dagang, Dulu hingga Sekarang

Makassar Kota Dagang, Dulu hingga Sekarang

January 26, 2016
Makassar memiliki pertumbuhan ekonomi tertinggi di Indonesia dalam kurun dekade ini. Rata-rata lebih dari 9% tiap tahunnya. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi ini berkat adanya dukungan pembangunan infrastruktur yang dilakukan secara gencar dan massif. Mulai dari pembangunan sarana bandara internasional, pelabuhan bongkar muat, jalan, sarana angkutan transportasi serta fasilitas-fasilitas umum yang mendongkrak roda perekonomian di kota yang dulunya bernama Ujung Pandang semakin tumbuh tinggi. Ke depannya, perkembangan kota yang sempat jadi ibu kota Negara Indonesia Timur ini akan semakin pesat karena rencana proyek pembangunan infrastruktur sedang berjalan.
Pusat perdagangan
Pertumbuhan ekonomi yang tinggi ini tak lepas dari sejarah kota ini sejak jaman Kerajaan Gowa. Kota ini merupakan salah satu pusat perdagangan di kawasan Asia Tenggara. Sampai-sampai pihak asing seperti Portugis dan Belanda kepincut untuk menguasainya sebagai salah satu wilayah daerah kekuasaan perdagangan. Sebagai pintu gerbang penting untuk lalu lintas perdagangan berbagai komoditas seperti rempah-rempah yang bernilai tinggi pada saat itu, kota ini berhasil ditaklukan oleh Belanda bekerja sama dengan kerajaan-kerajaan sekutu di sekitarnya yang memaksa Kerajaan Gowa-Tallo menandatangani Perjanjian Bongaya.
Kota yang terletak di pesisir barat daya Pulau Sulawesi termasuk kota metropolitan yang bersaing dengan kota-kota besar lainnya seperti Surabaya, Medan, Bandung, bahkan Jakarta. Jumlah penduduk yang berkembang semakin pesat, diikuti pembangunan infrastruktur yang semakin baik dan lengkap, menambah potensi kota ini sebagai pusat bisnis semakin tinggi. Penduduknya multietnis layaknya di kota-kota besar lainnya, ada suku Bugis, Toraja, Mandar, Buton, Jawa, dan Tionghoa. Masyarakat multietnis seperti ini mudah menerima perubahan ke arah yang lebih baik dan lebih maju.
Potensi lokal yang mendunia
Potensi kota ini yang mampu menarik masyarakat dunia selain tempat berbisnis, mulai dari budaya, tempat-tempat wisata, kuliner khas Makassar. Sebagai pusat bisnis dan wisata, pintu gerbang masuk untuk menerima kedatangan tamu yang datang bisa dari lewat udara, laut, dan darat. Kota yang dulunya bernama Ujung Pandang ini memiliki Bandara Internasional Sultan Hasannudin yang sudah beroperasi secara penuh. Dari jalur laut terdapat Pelabuhan Soekarno-Hatta yang menerima kapal penumpang sekaligus terminal penumpang. Baik dari bandara maupun pelabuhan sudah tersedia lengkap aneka alat transportasi yang akan mengantarkan para penumpang ke tempat tujuan masing-masing.
Kelengkapan sarana infrastrukur seperti ini berimbas ke sektor-sektor ekonomi strategis lainnya seperti bidang perhotelan, perbelanjaan, hiburan, dan kantong-kantong bisnis lokal lainnya. Hotel-hotel berdiri tersebar ke berbagai sudut kota, mulai dari hotel berkelas melati sampai dengan hotel berbintang. Konsep MICE diterapkan untuk hotel-hotel yang berdiri di kota ini sehingga selalu ada berbagai penyelenggaraan internasional setiap pekan. Seiring dengan tumbuhnya bangunan hotel, tumbuh juga pusat-pusat perbelanjaan di berbagai sudut kota. Ada lebih dari 10 buah pusat perbelanjaan besar di Kota Makassar dan akan semakin bertambah untuk tahun-tahun mendatang.
Potensi wisata dan bisnis
Wisata alam yang tersaji dan siap dinikmati oleh para wisatawan sudah tersedia di kawasan ini, antara lain: Pantai Losari, Benteng Fort Rotterdam, Trans Studio, Pulau-pulau cantik seperti pulau akarena, khayangan, Barombong, dll. Terdapat juga tujuan untuk para wisatawan minat khusus yang ingin menikmati suasana desa seperti yang disuguhkan oleh Desa Wisata Delta Lakkang. Masih banyak destinasi-destinasi eksotis lainnya di sekitar kota ini. Akses untuk menuju destinasi-destinasi tersebut sudah tersedia lengkap dengan kualitas baik sehingga para wisatawan dijamin merasakan kenyamanan selama ke tempat tujuan.
Tak kalah dengan keindahan wisata alamnya, aneka kuliner khas Makassar siap menggoyang lidah Anda untuk segera mencicipinya. Kuliner khas yang benar-benar berselera, antara lain: coto Makassar, roti maros, jalangkote, bassang, palubatung, pisang ijo, kue tori, sop konro, sop saudara, dll. Coto Makassarmerupakan kuliner yang sudah akrab dikenal oleh orang di banyak tempat. Bahkan sampai ke luar negeri. Di Singapura, ada kawasan kampung Bugis yang selalu menyajikan jenis makanan ini untuk para tamu yang berkunjung. Orang Bugis dikenal sebagai pelaut ulung sehingga peninggalan jejaknya banyak tersebar di berbagai daerah. Bahkan sampai ke Australia.
Makassar juga terkenal dengan lembaga pendidikannya. Di kota ini ada sekitar 70-an perguruan tinggi dan sekolah tinggi yang tersebar di berbagai sudut kota. Tidak mengherankan kalau banyak lulusan SMA yang memilih kota ini sebagai tujuan untuk menimba ilmu. Terutama untuk generasi muda yang berada di kawasan Indonesia timur.

Kota Makassar berpotensi akan semakin lebih maju seiring dengan pembangunan di berbagai bidang yang sedang dikerjakan dan yang akan dikerjakan ke depannya. Bagi para investor, perkembangan ini tentu sangat potensial sebagai lahan investasi bisnis mereka. Bisa dilihat dari dukungan sumber daya manusia, potensi alam, sistem birokrasi yang cepat dan transparan dari pihak-pihak penyelenggaraan negara.